Total Tayangan Halaman

Jumat, 05 Agustus 2011

My Baby, My Boo, My Honey


Siang terik itu, di kala semua orang menahan lapar dan haus dalam rangka ibadah di bulan Ramadhan, aku dan kedua sahabatku, Natalie dan Harry, kelaparan dan sangat mengidamkan, sebongkah daging bulat dengan kuah yang sedap dan es kelapa muda yang begitu segar. Kami kelaparan tapi tak ada yang tahu ataupun mau tahu. Kami makan roti dan biskuit yang Natalie bawa untuk mencegah datangnya lapar terlalu cepat. Ternyata teman- teman yang puasa melihat dan menyesali perbuatan kami. Lalu dia berkata “Kalian tega ya..?.” Lalu dengan ekspresi datar dan tanpa perasaan bersalah aku berkata “Kenapa,  Gust, kamu mau…?” sontak sekelas tertawa dan mencemoohku. “Gila ya…” begitulah kira- kira yang mereka katakan.
Satu mata kuliah dengan dua pertemuan, unutk mengejar ketinggalan dari mahasiswa jurusan lain, kami hanya diberikan waktu seperempat jam untuk beristirahat. Mendengar lawakan renyah dari teman- teman yang lain yang sepertinya tidak pernah habis suara ataupun kehausan, mereka tetap menyajikan lelucon- lelucon yang sakti lucunya. Pukul dua belas siang, kami pun keluar kelas dan memantapkan hati kami menikmati makanan yang disebut dengan bakso, kami bergegas ke arah kedai yang menyediakan makanan tersebut,dalam perjalanan aku bercerita kepada dua teman durjanaku yang hidupnya dalam kenistaan tentang kisah cinta yang kini tenggah aku hadapi, kisah yang manis tapi membingungkan, Natalie sudah tahu tentang pria yang aku maksud.
Lalu dengan penasaran yang begitu besar, Harry bertanya “Siapa sih, kok lo ga cerita ke gue…?”.
“Enggak ah, aku ga mau cerita, ntar lo ngancurin hubungan gue sama dia, entar lo jadi orang ketiga diantara kita…” kataku ketus .
“Ih, ogah…”kata Harry. “Lo pikir gue mau ngerebut lo dari dia..? Ga lah, Res!! Ngawur aja lo” sambil mengejek.
“Bukan, bukan, bukan guenya” kataku. “Entar lo naksir sama Mas itu, yang lagi deketin gue. Ga rela deh” kataku membalas ejekannya.
“Hahahahahaha….” tawa Natalie meledak- ledak. “Bener banget. Ada baiknya lo rahasiain ini dari si Harry. Bener kata lo, entar dia bisa ngerebut Mas itu dari lo…”
“Halah.. dasar lo JOMBLO!!” katanya kepada Natalie. “Kalian tuh cari cowo, inget umur kalian udah 20 tahun” katanya mengejek aku dan Natalie.
“Eits, liat ya, gue udah punya pacar kok. Nih dia kirim BBM ke gue, dia anak FKUI” kata Natalie.
“Bohong” kataku. Emang lo udah ketemu sama dia..?”
Natalie tersenyum gundah. “Liat aja ya, dalam jangka waktu satu bulan gue pasti punya” katanya seolah mengajak kami bertaruh.
“Berarti yang tadi itu memang hanya bualan lo aja..?” tanyaku polos.
“Enggak dong, gue ga bohong” katanya. “Nama tuh cowo Bryan, panggilan sayang aku ke dia Baby Bryan. Baby Bryan itu orangnya cakep banget, nama lengkapnya Arnold Bryan, dia  sayang bangeet loh sama aku”
“Lo udah ketemu sama dia..?” tanyaku penasaran.
Natalie tersenyum malu, saat aku bertanya tentang hal itu. Lalu Harry tertawa meledak- ledak.
“Jadi maksud lo, lo udah punya pacar gitu..? Itu ga mungkin Res, kalo salah satu dari kita punya pacar, pasti ada sesuatu yang terjadi, biasanya peristiwa alam, geledek kek, kilat nyamber- nyamber kek. Ini kagak ada, berarti dia bohong.”
“Iya pasti lo bohong, ga mungkin alam tenang- tenang aja. Terus ga mungkin anak UI seputus asa itu cari pacar lewat BBM, kalo ada tuh orang pasti ngibulin lo, Nat…” kataku.
“ENGGAK!! Nih, Baby Bryan nyuruh gue makan, makan bakso” kata Natalie penuh kepasrahan.
Halah, itu Cuma karangan lo aja, lo kan memang pengen makan bakso”
Saat tiba di tempat bakso itu ternyata, kedai itu TUTUP, kami berusaha unutk memenuhi keinginan daging kami. Kami mencari angkot untuk keluar kampus dan saat di dalam angkot Natalie, masih menceritakan tentang Baby Bryan-nya, aku dan Harry hanya mengejeknya “Gila”.
“Ehm, kalo aku pacaran sama anak D3 UGM boleh ga…? Tanyaku
“Boleh, boleh” kata Harry
“D3 Akutansi UGM, boleh..?” tanyaku lagi
“Boleh dong” kata Natalie
Misalnya dia nerusin S1 di ekstenssi UI boleh juga…?” tanyaku
“Boleh, Teresa, bolehhhhhhhh” jawab si Harry agak kesal
“Tapi namanya siapa ya…?” tiba- tiba aku mengajak mereka berpikir.
“Siapa ya…? Kata si Natalie. “Haaaaaaaaaa, jadi belum ada…?”
“Belum” aku berkata sambil menggelengkan kepala.
“OIIIIII, gue pikir lo udah ketemu sama orang itu, kayak udah bener- bener mau pacaran aja, ternyata lo berdua sama aja, GILA, kasian gue sama kalian” kata Harry sambil tertawa terpingkal.
“Ahahahahahahahahha, lo ga jau gila dari gue, Res.....” kata Natalie tertawa puas.
“Tapi siapa ya nama panggilan sayang gue ke dia…?” tanyaku polos.
Kami berpikir sekian lama, gonta- ganti nama akhirnya aku mendapat nama yang pas Davis Boo, dalam khayalanku, Davis Praditya adalah pemuda keturun Jawa yang santun dan pintar. Setamat kuliah D3-nya dia diterima bekerja di salah satu perusahaan besar di Jakarta dan meneruskan S1-nya di UI.
Lalu aku  dan Natalie memikirkan bagaimana nasib teman laki- lakiku inI, Harry. Akhirnya kami pikirkan nama wanita untuknya Anabelle Honey, kami gambarkan seorang gadis Batak yang ada di lingkungan kampus kami dengan jurusan yang berbeda dengan kami dia sekarang berada di FH Unsri, Anabelle Panjaitan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar